Ramainya Tanah Abang Menjelang Lebaran

JAKARTASUMBER.COM – Pedagang kios pakaian di Pasar Tanah Abang tampak mulai sibuk melayani para pengunjung sejak hari Minggu pagi (2/3/2023). Menjelang Idul Fitri 1444 HIjriah, para pengunjung berburu kebutuhan pakaian lebaran. Keramaian Pasar Tanah Abang ini menandakan adanya harapan untuk kembali pulihnya ekonomi tanah air. Terpantau bahwa ada banyak yang datang ramai-ramai bersama keluarga atau ada yang datang bersama pasangan. Padatnya Tanah Abang juga ditandai dengan banyaknya kendaraan bermotor di parkiran bahkan memenuhi hingga parkir lantai dua. “Sekarang lantai 2 bisa penuh bahkan banyak motor juga di lantai 3 padahal biasanya yang penuh hanya lantai 1 aja,” ungkap Firman salah satu petugas parkir di sana.

 

“Setiap menjelang lebaran Pasar Tanah Abang biasanya sih memang makin ramai,” ungkap Abu seorang pedagang di Blok A Tanah Abang (14/3/2023). Namun tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, bahkan Sanjay seorang pedagang mengungkapkan bahwa tahun sebelumnya pasar lebih sepi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum virus corona menyerang warga dunia. “Satu dua bulan sebelum lebaran akan semakin ramai karena yang dari luar Jakarta sudah duluan belanja ke sini,” kata Sanjay. Sanjay mengatakan bahwa ada banyak pengunjung yang membeli banyak kebutuhan pakaian untuk kembali dijual lagi di daerah masing-masing pembeli. 

Konsumsi masyarakat akan baju lebaran semakin meningkat tajam jika dibandingkan dengan situasi pandemi dua tahun ke belakang. Meningkatnya volume keramaian ini relatif lancar. Pengunjung juga tidak berdesak-desakan selama berbelanja di Tanah Abang. Para pedagang merasa bersyukur karena pemerintah telah melonggarkan pergerakan masyarakat dan telah mengizinkan untuk mudik. Berbeda dengan situasi dua tahun lalu. Pedagang merasa bahwa ekonomi sangat lumpuh dan mengikis seluruh pendapatan pedagang Pasar Tanah Abang. Tidak hanya dipenuhi oleh pembeli namun sudah banyak ekspedisi yang siap mengantar barang. Menurut keterangan Anjum yaitu salah satu petugas keamanan yang berjaga di salah satu titik di Tanah Abang mengatakan bahwa ada banyak ekspedisi-ekspedisi yang antri berderet di luar Tanah Abang untuk mengirim barang ke daerah-daerah. 

 

Berburu Pakaian Muslim

“Gamis, tunik, baju koko, kemeja-kemeja, baju setelan dari berbagai ukuran itu yang lagi banyak diburu pengunjung,” ucap Arya (33) salah satu pedagang pakaian di Blok A Pasar Tanah Abang, melansir Antara, (Minggu 2/4/2023). Berdasarkan pengamatan Arya, para pengunjung telah ramai memadati Blok A Pasar Tanah Abang sejak pukul 08.30 WIB. Bahkan Arya mengatakan bahwa jam 6 pagi sudah ada pengunjung yang menunggu para pedagang datang untuk membuka kiosnya dan pasar akan ramai hingga pukul 4 sore. Kebanyakan pengunjung yang berbelanja adalah para ibu-ibu yang datang dari luar Pulau Jawa seperti dari Palembang, Makassar, Lampung, dan Pontianak. 

 

“Beli kerudung di Tanah Abang sekitar Rp 25.000 kan lumayan untuk dijual lagi di sekitaran rumah saya jadi Rp 35.000,” ujar salah satu pembeli yaitu Risma sambil menunjukkan kerudung-kerudung yang telah ia beli. 

 

“Gamisnya Bu, murah meriah,” sorak para pedagang Tanah Abang menawarkan dagangan mereka ke para pembeli di sepanjang lorong. Di sisi lain banyak juga pedagang yang bersyukur atas keramaian Tanah Abang, “Alhamdulillah laris manis,” ucap Tini pedagang di Tanah Abang. Ia mengatakan bahwa Ramadan tahun ini membawa berkah baginya. Tini mampu mendapatkan omzet dua kali lipat dari Ramadan tahun lalu. Gamis yang dijual oleh para pedagang Tanah Abang banyak diminati para pengunjung karena gamis terbuat dari bahan premium namun dengan harga yang relatif terjangkau. Tini mengatakan bahwa pembeli gamis setidaknya bisa membeli gamis seharga Rp 200.000 per potong sedangkan yang paling mahal yaitu Rp 300.000 per potong. 

baca juga : Dishub DKI Kucurkan Anggaran Rp3,27 Miliar untuk Laksanakan Mudik Gratis 2023

 

Endang seorang pembeli yang datang bersama anaknya mengatakan bahwa ia ke Tanah Abang untuk mencari baju dan kerudung untuknya dan juga untuk anaknya. Ia juga sedang mencari kurma untuk dimakan saat buka puasa. “Di sini ada banyak pilihan dan harganya terjangkau. Tahun ini lebih ramai dibanding tahun kemarin. Belinya antri kalau sekarang. Tahun lalu ke sini juga tapi nggak antri dan masih lega,” ungkapnya.

 

Sekilas tentang Tanah Abang 

Pasar Tanah Abang Jakarta yang berlokasi di JL. K.H Mas Mansyur Jakarta Pusat ini menjadi pusat perbelanjaan grosir terbesar di negara Indonesia bahkan menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara. Lokasi berdagang ini menjadi magnet bagi banyak pembeli dari seluruh penjuru kota di Indonesia dan juga dari luar negeri. Tanah Abang terletak di salah satu kecamatan di wilayah Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia. Tanah Abang telah beroperasi sejak tahun 1735. Pasar ini telah menjadi pusat perdagangan tekstil, pakaian, dan barang kelontong lainnya. Pasar yang telah melegenda sejak ratusan tahun ini bahkan mendapatkan predikat sebagai ‘surga belanja’ oleh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia. Ada banyak orang yang datang untuk membeli berbagai kebutuhan barang dengan harga murah dan cukup terjangkau. Pasar ini terdiri dari Blok A hingga Blok G sehingga kebutuhan belanja yang disediakan sangat lengkap. Itulah mengapa ada banyak masyarakat yang rela jauh-jauh ke Tanah Abang untuk berbelanja. 

 

Kisah Tanah Abang diceritakan berasal dari adanya orang-orang Mataram yang datang ke tanah Batavia untuk melakukan penyerbuan kota pada tahun 1628. Pada masa kolonial, Tanah Abang bernama De Nabang. Tanah yang ditemui oleh tentara Mataram kala itu berwarna merah. Hal tersebut cukup mencuri perhatian warga Mataram dan mereka menamai lokasi tersebut dengan ‘Tanah Abang’. ‘Abang’ sendiri adalah bahasa Jawa yang berarti ‘merah’. Luas wilayah Tanah Abang adalah 931 ha dan semakin hari berkembang menjadi kawasan padat penduduk. Kawasan ini memiliki sekitar 182.655 penduduk (berdasarkan data tahun 2021) dan memiliki beberapa kelurahan mulai dari Bendungan Hilir, Karet Tengsin, Kebon Kacang, Kampung Bali, Petamburan, Gelora, dan Kebon Melati. 

 

Versi lain mengatakan bahwa asal usul Tanah Abang diambil dari sebuah cerita pada tahun 1900-an. Cerita tersebut dilatarbelakangi di sebuah kawasan yang sering disebut dengan Nabang. Kata ‘Nabang’ kerap diucapkan sopir angkutan umum untuk menarik penumpang. “Nabang, ayo Nabang, Nabang.” Kata Nabang sendiri pada masa pendudukan Hindia Belanda ditambah dengan imbuhan “De” menjadi “De Nabang” yang lama-lama berubah karena dialek dari masyarakat setempat menjadi “Tenabang”. Dari waktu ke waktu sebutan “Tenabang” berubah menjadi “Tanah Abang”. 

 

Terdapat juga versi lain yang mengatakan bahwa terdapat pengusaha keturunan Tionghoa yang bernama Pha Bingham yang memiliki kekuasaan memegang daerah setempat pada tahun 1948. Ia mendapatkan izin dari Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) untuk membangun dengan membuat kanal untuk sarana pengangkutan dan pada waktu itu para pekerja mulai menyebutnya “Tanah Abang”. Pada saat itu kata “Abang” memiliki artian yaitu sapaan untuk laki-laki sehingga kawasan milik Phoa Bingham tersebut dijuluki dengan Tanah Abang. 

Leave a Comment